Kira-kira beberapa bulan yang lalu saya kena tagged oleh teman saya Ika. Tau
Akhirnya saya dapat ide setelah baca blog musik sontoloyo (yap, that’s how the owner define the blog) punya teman saya (actually, itu punya senior saya waktu kuliah, tapi kita tidak saling kenal, nah ada teman saya yang jadi guest blogger tetap di situ, makanya saya baca terus). Blog itu tentang album dari piringan hitam mereka koleksi. Tapi belakangan pemilik blog dan blogger-tamunya yang lagi kuliah master dan Phd di Amerika itu pada sibuk-sibuknya, jadilah mereka posting standar “10-piringan-hitam-yang-sering-saya-putar-saat-ini”.
Tapi saya bukannya mau posting tentang 10 album yang sering saya putar saat ini. Ini lebih spesifik, lagu-lagu yang saya dengar waktu commuting saat ini. Commuting saya sih biasa-biasa aja, jarak relatif dekat, gak makan waktu amat, dan gak lewat 3 propinsi seperti pekerja middle class
Karena waktu commuting saya terbagi sepertiganya jalan kaki dan sisanya dalam angkutan umum, lagu-lagu commuting ini saya bagi menurut jalan kaki atau dalam angkutan. Ohya, berhubung saya pendengar musik yang kurang ngeh sama lirik, penyusunan lagu berikut cuma berdasarkan tempo, mood, irama, dan lain-lain. Jadi bukan lagu-lagu tentang commuting atau travelling lho.
ANGKUTAN
Lagu apapun yang lagi saya sukai saat ini
Untuk pagi-pagi, saya suka memutar apa saja, tergantung lagu apa yang lagi saya suka. Rock, pop, classic, alternatif, punk, dll. Apalagi kalau harus berdiri dalam angkutan yang penuh sesak, mana sempat meraba-raba kantong buat ganti lagu. Let it flow aja lah.
Vrijeman – Sore
Setelah cari-cari info di internet, katanya Vrijeman bahasa Belandanya free man. Dan mungkin diterjemahkan jadi preman? Entahlah. Untuk mengerti lirik lagu ini memang perlu sedikit mikir. Yang jelas, lagu ini enak didengar pagi waktu berangkat kantor atau sore-sore pulang kantor.
La Mème Histoire – Feist
Lagu ini soundtrack-nya Paris Je T’Aime, kumpulan film pendek yang isinya tentang cinta. Cocok banget kalau lagi hujan, trus ngeliat keluar jendela, ngeliat pantulan cahaya di genangan air, atau ngeliat tetesan hujan yang kena sinar lampu
JALAN KAKI
Marquee Moon - Television
Tidak banyak yang kenal band ini, yang jelas band ini salah satu inspirasi The Strokes. Saya pun tidak akan tau kalau tidak diperkenalkan oleh teman saya penulis blog musik tadi. Dia juga yang menyarankan lagu ini didengar sambil jalan kaki. “The rhythm suits your steps,” katanya. Memang benar, saya rasa temponya pas sekali dengan kecepatan langkah saya. Apa temponya sesuai juga dengan kecepatan langkah orang lain? Wah, kurang tahu. Yang jelas, lagu ini saya dengar tidak hanya waktu jalan kaki ke kantor, tapi jalan kaki ke manapun. So, if you ask how fast do I walk, I will say; “I walk as fast as Marquee Moon!”
Neighborhood – Vonda Shepard
dan lagu slow lain dari soundtrack Ally Macbeal. Penonton Ally Macbeal pasti tahu, hampir setiap akhir seri, Ally terlihat berjalan pulang dari kantor ke apartemennya, di jalan yang cuma dilewati satu dua orang, dan selalu diiringi lagu, mostly lagu slow, lalu muncul credit title. Kadang diliatin juga teman-teman Ally yang lain, tapi biasanya mereka jalan sendiri-sendiri, setelah seharian bekerja dan ketemu banyak orang. Adegan ini menurut saya dalem banget. Apalagi kalau scene-nya pas salju mulai turun. Makanya, lagu ini saya sarankan didengerin waktu berjalan di tengah hujan. Serasa kaya adegan di Ally Macbeal, hehehe
Live at
Di konser ini Morrissey nyanyiin beberapa lagu, tapi yang saya punya 1 track untuk semua lagu di konser. Jadi durationnya cukup lama, yang anehnya hampir pas dengan waktu saya commuting. Anyway, saya rasa 2 lagu pertama yaitu The Last of the International Playboy dan satu lagu lagi saya lupa, sangat cocok untuk pagi hari karena iramanya yang cepat dan suara Bang Morri yang masih powerful itu benar-benar memberi semangat. Walaupun gara-gara Marquee Moon saya tidak pernah menemukan lagu lain yang seirama dengan langkah saya, yang penting saya tetap semangat jalan kaki mendengar lagu ini.
Baba O’ Riley – The WHO
Lagu ini merupakan lagu rock yang revolusioner pada jamannya, karena ditambah bunyi-bunyian dari instrumen selain tiga instrumen dalam musik rock yaitu drum, bas, dan gitar. Di Baba O’ Riley ada suara keyboard, biola, dan harmonika. Bunyi-bunyi ini terutama ada di intro dan ending, dengan tempo yang makin lama makin cepat. Benar-benar membuat saya pengen jingkrak-jingkrak. Again, temponya terlalu cepat untuk langkah kaki saya, coz kalo maksa nyamain, saya pasti harus berlari. Yang jelas, jangan dengerin waktu lagi duduk diam. Gak seru…
So, what about you? Siapapun yang baca ini, silakan men-tag diri sendiri...:)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteloh, gak ada masalah kok. emang sapa yang bilang masalah? kebetulan aja lagu2 di sini gak terlalu terkenal, tapi hampir semua major label, loh:)
ReplyDelete