Monday, January 24, 2011

Cinta: Pertahanan dan Godaan

heartbreakSaya ingat, pertama kali bikin blog ini, saya gak niat untuk curhat. Maksud saya gak curhat soal masalah pribadi, menye-menye, ataupun yang saya rasa gak penting untuk kemaslahatan umat (halah). Tapi pada dasarnya, yang saya lakukan di blog ini emang curhat. Kalau dipikir-pikir, rata-rata isi blog adalah curhat, bahkan posting yang berbentuk opini akademis mentereng sekalipun. Dan setelah sekian lama “curhat” di blog ini, akhirnya saya terpaksa posting satu hal yang selalu saya hindari selama ini, yaitu masalah cinta.

Salah satu alasan saya gak pernah posting masalah cinta adalah karena pembahasan cinta terlalu umum, tanpa benar-benar dipahami. Mulai dari bahasa dangdut “cinta bikin tidur gak nyenyak, makan gak nafsu,” sampai kutipan keren seperti “love is when you never have to say sorry” (bukan maksud mengunggulkan english dari bahasa Indonesia loh, tapi saya rasa kalimat yang terakhir lebih deep aja) sudah sering didengar. Tapi dari semua kata-kata ini, gak ada yang akan benar-benar kita mengerti sampai benar-benar merasakan.

Makanya ketika hubungan percintaan memasuki fase-fase tertentu: jadian, putus, menikah, dsb, akan banyak pemahaman baru yang didapat. Pemahaman yang sebelumnya hanya berupa kalimat yang pernah didengar dari ucapan seseorang atau dibaca di rubrik konsultasi majalah, baru terasa mudeng setelah ngerasain langsung.

Pun ketika saya membaca blog nona ini, saya merasa sedikit mengerti (saya ngerasa cukup pengalaman dalam percintaan soalnya) tapi tidak pernah benar-benar mengerti sampai saya mengalami fase saya sendiri. Bahwa ketika ditinggal pasangan untuk orang lain, maka yakinlah bahwa it’s his loss, not yours. Walaupun butuh fase berdarah-darah untuk itu, saya akhirnya bisa nemuin jawaban yang logis atas kejadian yang tadinya saya pikir adalah kehilangan saya. Makanya posting ini, walaupun tidak akan betul-betul dimengerti orang-orang yang belum mengalami, saya harap bisa memberi sedikit titik terang, seperti juga blog si nona itu menginspirasi saya. “Untuk kemaslahatan umat",” katanya :)

Jadi, dalam hubungan percintaan, hal yang paling menantang adalah mencoba menerima kekurangan pasangan. Kekurangan yang pada suatu saat akan berusaha mendobrak dan menjebol dinding-dinding pertahanan, sampai rasanya tidak tahan untuk keluar dari celah-celah yang sudah terbuka. Lebih buruk lagi, ada seseorang di luar sana yang berusaha membantu untuk keluar. Seseorang yang dapat menutupi kekurangan pasangan kita, yang tampaknya akan menjanjikan jalan yang lebih baik. Ini yang namanya godaan, mulai dari tindakan romantis yang tidak pernah didapat, keamanan materi, hingga kesamaan interest dan partnership dalam karir yang tidak dipunya dari pasangan. Bagaimana cara menghindari godaan seperti ini?

Saya mengalami godaan seperti ini, hingga memasuki masa galau dan ragu, karena kekurangan pasangan saya membuat rencana besar kami tidak maju-maju. Sementara di luar sana, seseorang siap memberikan kelebihannya yang gak dipunya pasangan saya, siap untuk menjejeri langkah saya untuk maju. Tapi saya pun mengingat pelajaran yang saya terima di masa lalu. Bahwa meninggalkan seseorang karena kekurangannya dan menemukannya di diri orang lain, sama saja dengan gali lobang tutup lobang. Kalau saya menerima tawaran orang baru, apakah ada jaminan, suatu hari nanti ketika saya menemukan kekurangan orang ini, saya tidak melarikan diri lagi mencari orang lain?

Untuk bertahan dalam dinding-dinding yang hampir jebol memang tidak mudah. Orang baru yang terlihat dari celah, hanya tampak kelebihannya saja. Dan kalaupun hati tahu bahwa orang baru ini pun tidak mungkin sempurna, ada andrenalin yang mendorong kenekatan. Bahwa semua kekurangan yang belum diketahui itu akan ditemukan nanti dalam semangat baru yang menantang, instead of tinggal dengan pasangan yang sudah dikenal luar dalam di tengah dinding yang hampir jebol.

Bagaimana pula mengatasi hal ini? Perbandingan pasangan dan orang baru itu saya balik. Perbandingan yang tadinya mengunggulkan orang baru, saya balik menjadi mengunggulkan orang lama. Saya coba mengingat kembali, mengapa saya jatuh cinta padanya, hal-hal yang membuat saya tertawa, dan topik-topik yang nyambung saya bicarakan dengannya. Walaupun gak mustahil si orang baru bisa membuat saya tertawa dan nyambung dengan cara yang lain, tapi dengan kacamata yang sedikit berbeda, saya bisa melihat keunggulan pasangan saya; bahwa ia lebih dari si orang baru. Ini pun dengan konsekuensi yang tidak mudah; saya harus siap menghadapi kekurangannya. Dan walaupun kami bisa melewati dobrakan-dobrakan saat ini, saya pun harus siap kekurangan pasangan saya itu akan mendobrak dengan lebih keras lagi di masa depan. Ditambah lagi, saya harus menutup telinga terhadap keraguan yang muncul dari dalam hati maupun komentar orang lain.

Dan yang paling sulit, perjuangan semacam ini harus bekerja dua arah. Maka ketika hanya saya yang melakukannya, ketika pasangan tidak berperang di medan yang sama, habislah sudah. Ketika dalam masa galau dan ragu, saya pun tidak sengaja memunculkan kekurangan saya, yang ikut menjebol dinding-dinding pertahanan. Pasangan saya pun menghadapi masa-masa sulit. Tapi tidak seperti saya, ia memilih jalan mudah, bukannya berjuang dengan saya. Ia memilih jawaban yang diberikan orang lain atas kekurangan saya.

Maka di sinilah saya mengerti, bahwa saya menang, dan dia kalah. Saya berjuang dan dia menyerah. Dia masih harus menghadapi ketidakpastian kekuatan dirinya untuk berjuang, menghadapi ketidakpastian kesiapan orang barunya untuk menerima kekurangannya, sementara saya rasanya seperti pass the exam. Untuk apa? Bukankah pada akhirnya saya tidak mendapatkan dia? Tidak, bukan untuk kehilangan dia, tetapi untuk dihindarkan dari kekurangannya yang mungkin akan membunuh saya di masa depan. Memang mengecewakan bahwa dia memilih tidak berjuang dengan saya. Tapi lebih mengecewakan lagi bahwa dia tidak mau menerima yang terbaik yang saya berikan, yang tidak akan mungkin saya tawarkan lagi kedua kalinya. That’s why, it’s his loss, not mine.

12 comments:

  1. Merinding bacanya....Kamu bisa membahasakannya lebih halus dari saya yang frontal dan liar ini :D Tapi kekuatannya tetap terasa...ini namanya melawan dengan kelembutan *alah bahasa gua*

    Kamu punya kekuatan itu Al, karena kamu memang perempuan kuat. As I told you before, cuman cowo oon yang ngga berani bersanding dengan perempuan kuat seperti kamu!

    Dan kupu-kupu liar pun mengajak Alia menari menuju pelangi :D Love you Al...Ayo ke Jakarta...hihihihi tetep maksa

    ReplyDelete
  2. heheh mgkn bener yg lo bilang. kesulitan hidup bikin kita lebih kreatif :p

    ReplyDelete
  3. iya ini lagi move on. mau ikut? *joget2

    ReplyDelete
  4. ooooppppppsssssss
    what should i say about this selain what a gorgeous broken heart article?:)

    ReplyDelete
  5. kak..ato ibuk...
    hwaiting...
    fighting...

    ReplyDelete
  6. hesty: berdasarkan kisah hidup seniman dan penyair besar seperti john lennon, beethoven dan herman melville, terbukti bahwa kesedihan yg dalam justru menjadi kekuatan kreatif untuk menciptakan mahakarya... *ditimpuk krn lancang membandingkan diri dengan john lennon cs :D

    dyn: makasih

    ReplyDelete
  7. Hmm...Dalem ya. Tapi tulisan yg bagus. Jadi membangkitkan semangat menulis saya. Apa kabar bu dosen? Bagaimana kuliah? -Rino Waldhemar-

    ReplyDelete
  8. thanks rino. ayo menulis. kuliah gw udah kelar dong :)

    ReplyDelete
  9. suka sekali cara al melucuti pikiran :)tentang ini.

    like this
    tq

    ReplyDelete